Cara Menghitung Gaji Karyawan: Dari Gaji Pokok hingga Take Home Pay
Bagi perusahaan, menentukan besaran gaji karyawan merupakan langkah penting untuk memastikan keadilan dan keseimbangan di tempat kerja. Namun, proses ini tidak selalu mudah dilakukan karena melibatkan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan secara cermat.
Cara Menentukan Besaran Gaji
Untuk menetapkan besaran gaji karyawan, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor kunci yang akan dibahas di bawah ini.
1. Tren di Pasaran
Dalam menentukan penawaran gaji bagi karyawan, penting untuk memperhatikan tren posisi di pasar kerja. Permintaan yang tinggi namun ketersediaan kandidat yang rendah dapat menyebabkan kenaikan gaji untuk beberapa posisi tertentu.
Selain itu, lokasi perusahaan juga memainkan peran penting karena adanya perbedaan dalam upah minimum provinsi atau kota/kabupaten. Oleh karena itu, sebelum menetapkan penawaran gaji, Anda perlu mencari informasi tentang angka pasaran gaji untuk profesi yang bersangkutan. Hal ini membantu Anda untuk menyesuaikan penawaran gaji dengan nilai pekerjaan di pasar dan mempertimbangkan faktor geografis yang dapat mempengaruhi nilai gaji di daerah tersebut.
2. Kesesuaian dengan Skala Upah
Perhitungan gaji karyawan tidak hanya melibatkan faktor eksternal seperti ketentuan pemerintah dan tren pasar tenaga kerja, tetapi juga mempertimbangkan faktor internal perusahaan.
Salah satu aspek penting dalam menetapkan gaji adalah menerapkan skala upah yang berlaku di perusahaan. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar karyawan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Penting untuk mempertimbangkan semua variabel, termasuk tunjangan, bonus, dan komisi, untuk memastikan bahwa gaji yang ditawarkan sesuai dengan nilai yang diberikan oleh karyawan kepada perusahaan.
3. Perhitungkan Kontribusi untuk Perusahaan
Dalam menentukan gaji karyawan, penting untuk memperhitungkan kontribusinya terhadap perusahaan, termasuk pemahaman tentang prioritas dan arah bisnis perusahaan.
Posisi yang memiliki potensi memberikan dampak besar pada bisnis dapat mendapatkan penawaran gaji yang lebih tinggi, yang dievaluasi melalui penilaian kinerja yang adil dan minim bias. Jika sebuah profesi memiliki dampak besar, maka penawaran gaji yang lebih tinggi dapat dipertimbangkan.
Cara Menghitung Gaji Karyawan
1. Cara Menghitung Gaji Pokok
Gaji pokok adalah komponen penting dalam perhitungan gaji karyawan tetap. Menetapkan gaji pokok harus memperhatikan bahwa gaji pokok tidak boleh kurang dari 75% dari total yang diterima karyawan, jika terdapat komponen tunjangan tetap dalam gajinya. Selain itu, gaji tidak dapat diturunkan di luar perjanjian kerja yang telah disepakati di awal bersama antara karyawan dan perusahaan.
Gaji pokok juga harus mencerminkan nilai keterampilan, pengalaman, dan kontribusi karyawan terhadap perusahaan. Dalam menetapkan gaji pokok, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor ini untuk memastikan bahwa gaji yang ditawarkan adil dan kompetitif.
2. Cara Menghitung Take Home Pay
THP atau Take Home Pay adalah jumlah uang yang diterima oleh seorang karyawan dari perusahaan. Besarannya sudah merupakan penjumlahan dari pendapatan rutin dan pendapatan insidental serta dikurangi potongan-potongan tertentu.
Berikut adalah rumus perhitungan Take Home Pay:
Take Home Pay: (Pendapatan Rutin + Pendapatan Insidental) – (Komponen Pemotong Gaji)
Pendapatan rutin mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap yang telah disepakati sebelumnya antara karyawan dan perusahaan.
Sementara itu, pendapatan insidental adalah pendapatan yang tidak tetap, seperti bonus dan uang lembur, yang bergantung pada faktor-faktor seperti kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan.
Jumlah dari pendapatan rutin dan pendapatan insidental tersebut kemudian dikurangi dengan beberapa potongan. Potongan tersebut berupa iuran BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21.
Dengan demikian, THP adalah yang tercatat pada slip gaji karyawan yang memberi informasi tentang berapa jumlah uang yang sebenarnya diterima seorang karyawan setelah semua pendapatan dan potongan diperhitungkan.
Untuk memberikan contoh yang lebih konkret, kita akan mencontohkan cara menghitung Take Home Pay untuk seorang karyawan bernama Budi, yang bekerja di perusahaan swasta dengan rincian gaji sebagai berikut:
Gaji pokok : Rp4.500.000
Uang transport : Rp600.000
Uang lembur : Rp200.000
Bonus : Rp400.000.
Perusahaan juga menanggung asuransi kesehatan dan asuransi ketenagakerjaan BPJS, yang dihitung sebagai berikut:
BPJS Kesehatan: 1% dari gaji pokok dan tunjangan tetap: Rp52.000
BPJS Ketenagakerjaan: 2% dari gaji pokok dan tunjangan tetap: Rp104.000
Jumlahnya adalah sebesar Rp156.000
Dengan demikian, estimasi Take Home Pay yang akan diterima Budi pada bulan ini adalah sebagai berikut:
Take Home Pay: (Pendapatan Rutin + Pendapatan Insidental) – (Komponen Pemotong Gaji)
= (Rp4.500.000 + Rp600.000 + Rp200.000 + Rp400.000) – (Rp52.000 + Rp104.000)
= Rp5.700.000 – Rp156.000
= Rp5.544.000
Jadi, Budi akan menerima Take Home Pay sebesar Rp5.544.000.
Cara Menghitung Gaji Prorata
Jika perusahaan merekrut karyawan yang langsung bekerja di pertengahan bulan, mereka perlu menggunakan metode prorata untuk menghitung gaji karyawan. Metode ini memastikan bahwa gaji yang diberikan kepada karyawan mencerminkan proporsi waktu kerja mereka. Ada dua cara untuk menghitung gaji prorata:
1. Menggunakan Jumlah Hari Kerja
Ketika seorang karyawan bergabung di pertengahan bulan, gaji yang diberikan harus disesuaikan dengan jumlah hari kerja mereka. Perhitungan gaji dapat dilakukan dengan rumus berikut:
Gaji = (jumlah hari kerja / jumlah hari kerja sebulan) x gaji bulanan
Misalnya, Heru mulai bekerja pada tanggal 17 November dengan gaji bulanan Rp4.200.000,00 dan bekerja selama 5 hari dalam seminggu. Jumlah hari kerja dalam November adalah 20 hari.
Dengan bekerja selama 10 hari, maka gaji yang diterima oleh Heru adalah:
Gaji = (10/20) x Rp4.200.000,00 = Rp2.100.000,00
2. Menggunakan Jumlah Jam Kerja
Alternatifnya, gaji prorata juga bisa dihitung berdasarkan jumlah jam kerja. Ini membutuhkan perhitungan upah per jam terlebih dahulu, yang kemudian dikalikan dengan jumlah jam kerja karyawan. Rumusnya adalah:
Upah per jam = 1/173 x gaji bulanan
Misalnya, Andi yang bergabung pada tanggal 11 November dengan gaji bulanan Rp5.500.000,00 dan bekerja selama 6 hari per minggu. Jumlah hari kerja Andi adalah 17 hari, dengan 15 hari bekerja 8 jam/hari dan 2 hari bekerja 7 jam/hari. Maka gaji prorata Andi adalah:
Upah per jam = 1/173 x Rp5.500.000,00 = Rp31.791,91
Gaji = (15 hari x 7 jam x Rp31.791,91) + (2 hari x 5 jam x Rp31.791,91) = Rp3.644.814,55
Dengan menggunakan salah satu metode di atas, perusahaan dapat menghitung gaji karyawan secara proporsional sesuai dengan waktu kerja mereka.
Itulah tadi cara menghitung gaji karyawan, suatu proses yang memerlukan perhitungan yang teliti dan cermat. Jika saat ini Anda membutuhkan karyawan yang berkualitas untuk mengisi posisi di perusahaan Anda, tak perlu khawatir. Di Taldio Job Search, Anda dapat menemukan berbagai lowongan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Dengan memasang lowongan di Taldio Job Search, Anda memiliki akses kepada top talent dari berbagai bidang digital. Dengan cara ini, Anda dapat memastikan bahwa perusahaan Anda ditempati oleh individu-individu berbakat yang akan membawa kemajuan dan kesuksesan bagi bisnis Anda. Jangan lewatkan kesempatan ini, pasang iklan Anda sekarang juga di Taldio Job Search dan temukan karyawan yang tepat untuk mengembangkan perusahaan Anda!